Poldakaltim.com, BALIKPAPAN,–Kejahatan yang terjadi saat ini seolah tidak memiliki batasan baik dari segi usia maupun jenis kelamin. Tidak jarang pula melibatkan perempuan dan anak, bahkan dalam kasus teror, sebagaimana terjadi pada kasus  perencanaan bom  Istana Negara dan gereja di Medan, Sumatera Utara.

“Perempuan dan anak rentan menjadi korban tindak  kekerasan, people  smuggling (pernyelundupan manusia),  maupun trafficking in person (perdagangan manusia), kata Irwasum Polri Komjen Pol Drs Dwi Priyatno yang memawikili Kapolri Jenderal Polisi Drs. M Tito Karnavian, M.A.,PH.D ketika membuka pelatihan terhadap Polwan angkatan Diktukba 2014 se-Polda Kaltim, dalam rangka menghadapi tindak pidana kekerasan perempuan dan anak, penyelundupan manusia dan perdagangan orang, serta  implementasi dua polwan satu Polsek.

Irwasum Polri mewakili Kapolri ketika membuka pelatihan.(Foto: Poldakaltim.com)

Pelatihan yang diikuti 205 polwan di lingkungan Polda Kaltim ini merupakan hasil kerjasama Polri dengan Organisasi Internasional untuk Migrasi atau International Organization for Migration (IOM), yang berlangsung di Hotel Gran Senyiur Balikpapan, Selasa (7/3/2017). Kegiatan ini dihadiri Kepala Misi IOM Indonesia Mark Getchell, Waka Polda Kaltim Brigjen Pol Drs Mulyana Hardjo, Karo Psi SSDM Polri Brigjen Pol Drs. Djoko Turahman M,Sc, para pejabat utama Polda Kaltim dan para narasumber, serta pelaksanaan pelatihan.

Kapolri dalam sambutannya menjelaskan, berdasarkan data Komisi Perlindungan  Anak  Indonesia  (KPAI),  angka kekerasan terhadap perempuan dan anak setiap tahun mengalami peningkatan. Fenomena tersebut tidak hanya terjadi di kota-kota besar, namun juga terjadi di kota kecil hingga ke pedesaan. Untuk menindaklanjuti hal tersebut, katanya, Polri sebagai institusi  penegak  hukum  telah  merumuskan kebijakan dengan menempatkan minimal 2 (dua polwan di setiap Polsek, sehingga dapat menjadi tangan  pertama  yang  berperan  aktif  dalam memberikan sosialisasi, konseling, pembinaan, dan perlindungan terhadap perempuan dan anak.

“Kebijakan  ini  juga  memposisikan  polwan sebagai ujung tombak dalam penanganan tindak pidana yang melibatkan perempuan dan anak, baik sebagai  korban  maupun  pelaku  kejahatan, sehingga proses penyelidikan dan penyidikan diharapkan dapat berjalan lebih optimal. Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan tujuan dari kebijakan tersebut, dibutuhkan personel polwan yang memiliki kemampuan dan kualitas unggul,” kata Kapolri.

Kerja sama antara Polri dengan IOM saat ini merupakan keberlanjutan kerja sama yang telah terselenggara sejak tahun 2014, sebagai salah satu solusi peningkatan kualitas dan kemampuan personel polri khususnya polwan. Sampai saat ini, IOM telah memberikan bantuan pelatihan kepada 3.378 personel polwan yang tersebar di seluruh penjuru Indonesia, dan pada tahun 2017 bantuan pelatihan  akan difokuskan  kepada  personel polwan lulusan Diktuk tahun 2014.

“Bantuan  program  pelatihan  yang  telah diberikan IOM diharapkan dapat menjadi bekal serta meningkatkan kualitas dan kemampuan para personel polwan  dalam  mengatasi  berbagai permasalahan di tingkat Polsek, serta mendukung perwujudan  Polri sebagai  institusi  yang profesional, modern dan terpercaya (Promoter),” kata Kapolri.

Kepala Misi IOM Indonesia Mark Getchell

Sementara itu, Kepala Misi IOM Indonesia Mark Getchell mengatakan kerjasama IOM dengan Polri yang sudah dimulai sejak 2014, benar-benar meningkat dan memberikan inspirasi. IOM merasa terhormat untuk melanjutkan kerjasama kami untuk pelatihan polwan 2017.

“Sesuai permintaan bapak Kapolri, kita secara bersama-sama untuk fokus petugas polwan yang telah direkrut 2014 dan kini telah ditempatkan di berbagai lokasi di seluruh Indonesia,” kata Mark Getchel sembari menambahkan pihaknya juga mengucapkan terimakasih jajaran Kapolda Kaltim yang diwakili Wakapolda Kaltim turut hadir pada pembukaan bersama jajaran Polda Kaltim, walau di tengah-tengah kesibukan.

Materi pelatihan sehari ini, meliputi: etika pelayanan, people smuggling dan trafficking in person (TPPO), pelayanan perempuan dan anak, psikologi. Di samping itu beberapa materi dari Ditjen Imigrasi, IOM, juga ada materi tentang komunikasi sosial. Usai acara pembukaan, para peserta sempat berfoto bersama. Rencananya penutupan kegiatan Polri-IOM berakhir pukul 17.00 Wita yang akan ditutup oleh Kapolda Kaltim.

(Humas Polda Kaltim)

Bagikan:
Leave A Reply

Exit mobile version